Selamat happy mother
Islam memberikan kedudukan yang tinggi kepada ibu.
"Selamat hari sabtu, uups hari ibu"
Itu status pada salah satu akun facebook pada sabtu kemarin, maklum pas hari sabtu itu bertepatan dengan hari ibu, jadi radak-radak diplesetkan gituh. Sudah jangn dicari! Lebih asyik baca terus tulisan ini, siapa tahu ada manfaatnya minimal bisa senyum-senyum dikitlah.
Nah sudah jadi kebiasaan netizen, suka bikin-bikin status pas ada moment, berkenaan dengan itu, kemarin banyak ucapan-ucapan berkenaan dengan hari ibu. Mulai darii kelas proletar sampai kelas borjuis, dari pekerja kontruksi sampai politikus, dari penghuni kontrakan sampai penghuni apartemen mewah, dari sabang sampai merauke, dari pulau rote sampai tanggihe. Asalkan orangnya pegang gawai, hakul yakin sebagian besar pada posting selamat hari ibu.
Wuiih keren ya?
Bahkan sampai sempat jadi trending topik kok. Baguslah, artinya minimal kalau ada pertanyaan dari anak-anak pada orang dewasa dengan kecepatan cahaya bisa langsung jawab, ya. Masak tak bisa jawab kan pas tanggal itu pada nulis "happy mother" kalau tak bisa jawab pasti nglindur bikin statusnya.
Kalau dipikir-pikir begitu soleh dan solehahnya bangsa indonesia ini. Saat romadhon bikin ucapan selamat puasa sambil bikin pesan-pesan bernada ajakan kebaikan. Hari idul fitri saling mengshare meoment sungkem pada kedua ortu. Nah pas hari ibu, pada menunjukkan moment-moment kebersamaan dengan ibunya (sama bapaknya tunggu hari bapak, ya) dengan di lampiri kata-kata puitis penuh hikmah yang mendalam, apa ini memunbukti revolusi mentalnya jalan, ya?
Tapi, eh ternyata aku lihat anak tetangga yang se RT yang kemarin posting hari ibu kok hari berbeda 180. Ibunya marah-marah karena disuruh mengantarkan kepasar saja ogah. yah begitulah anak manusia maunya terlihat sempurna, soleh-solehah, penuh pencitraan di sosial media.
Lalu apakah salah posting selamat-selamat di medsos?
Ya tentu tidaklah siapa tahu habis bikin status yang tadinya tidak sayang jadi sayang, yang tadi kadar sayangnya 50% bisa naik 75% setelah buat dan baca status yang lain.
Intinya masbro dan mbaksis apapun yang dipos pada hari ibu mengambarkan realitas yang sebenarnya baik tulisan atau unggahan foto . itulah harapan kita, Bukan hanya lebay ikut-ikutan teman di medsos biar tak dikata kurang gaul.
Jangan sampai juga itu terjadi hanya kesolehan pada dunia maya saja tapi berbeda pada dunia fana.
Ok guys karena aku ada perintah di suruh membeli brambang di warung sama ibu akhirnya aku akhiri ocehanku ini.
Akhirul kalam Selamat hari IBU
"Selamat hari sabtu, uups hari ibu"
Itu status pada salah satu akun facebook pada sabtu kemarin, maklum pas hari sabtu itu bertepatan dengan hari ibu, jadi radak-radak diplesetkan gituh. Sudah jangn dicari! Lebih asyik baca terus tulisan ini, siapa tahu ada manfaatnya minimal bisa senyum-senyum dikitlah.
Nah sudah jadi kebiasaan netizen, suka bikin-bikin status pas ada moment, berkenaan dengan itu, kemarin banyak ucapan-ucapan berkenaan dengan hari ibu. Mulai darii kelas proletar sampai kelas borjuis, dari pekerja kontruksi sampai politikus, dari penghuni kontrakan sampai penghuni apartemen mewah, dari sabang sampai merauke, dari pulau rote sampai tanggihe. Asalkan orangnya pegang gawai, hakul yakin sebagian besar pada posting selamat hari ibu.
Wuiih keren ya?
Bahkan sampai sempat jadi trending topik kok. Baguslah, artinya minimal kalau ada pertanyaan dari anak-anak pada orang dewasa dengan kecepatan cahaya bisa langsung jawab, ya. Masak tak bisa jawab kan pas tanggal itu pada nulis "happy mother" kalau tak bisa jawab pasti nglindur bikin statusnya.
Kalau dipikir-pikir begitu soleh dan solehahnya bangsa indonesia ini. Saat romadhon bikin ucapan selamat puasa sambil bikin pesan-pesan bernada ajakan kebaikan. Hari idul fitri saling mengshare meoment sungkem pada kedua ortu. Nah pas hari ibu, pada menunjukkan moment-moment kebersamaan dengan ibunya (sama bapaknya tunggu hari bapak, ya) dengan di lampiri kata-kata puitis penuh hikmah yang mendalam, apa ini memunbukti revolusi mentalnya jalan, ya?
Tapi, eh ternyata aku lihat anak tetangga yang se RT yang kemarin posting hari ibu kok hari berbeda 180. Ibunya marah-marah karena disuruh mengantarkan kepasar saja ogah. yah begitulah anak manusia maunya terlihat sempurna, soleh-solehah, penuh pencitraan di sosial media.
Lalu apakah salah posting selamat-selamat di medsos?
Ya tentu tidaklah siapa tahu habis bikin status yang tadinya tidak sayang jadi sayang, yang tadi kadar sayangnya 50% bisa naik 75% setelah buat dan baca status yang lain.
Intinya masbro dan mbaksis apapun yang dipos pada hari ibu mengambarkan realitas yang sebenarnya baik tulisan atau unggahan foto . itulah harapan kita, Bukan hanya lebay ikut-ikutan teman di medsos biar tak dikata kurang gaul.
Jangan sampai juga itu terjadi hanya kesolehan pada dunia maya saja tapi berbeda pada dunia fana.
Ok guys karena aku ada perintah di suruh membeli brambang di warung sama ibu akhirnya aku akhiri ocehanku ini.
Akhirul kalam Selamat hari IBU
Comments
Post a Comment