Ad hominem, cara cepat bikin marah

"Jangan lihat orang yang mengucapkan tapi lihatlah atau telaah apa yang telah diucapkannya"

Lagi-lagi pertengkaran adu mulut hampir terjadi. Yah gara-gara Ad Hominem.
Kali ini pelakunya adalah lek Usman sama lek Khumaidi. Lek Khumaidi telah melakukan serangkain ad hominem pada lawan bicara nya, yaitu lek Usman.  pas malam ini keduanya dapat jatah ronda malam di kampung Aku.

Biasalah, ini lagi musim kampanye Paslon capres. Mereka berdua punya jago-jago sendiri yang diunggulkanya. Tentu perbincangan tidak akan bakalan rame jika mereka berdua tahu tentang rambu-rambu perdebatan. Bahwa dalam perdebatan dilarang keras menyerang pribadi atau istilah kerennya ad hominem.

Sebelum ngomongin mereka mengapa bisa ad hominem ? Yuk kita bahas dulu apa itu ad hominem.
Ad hominem adalah istilah yang dipendekkan. Panjangnya sih Argumentasi ad hominem. Kalau di istilahkan dalam bahasa kita artinya argumen mengenai orang. Orang yang mana? Ya yang ngomong lah. Atau lawan bicaranya.

Ad hominem merupakan sebuah fallacy atau kesesatan dalam berpikir. Dan model yang begini sering dipakai buat menjatuhkan lawan bicara dengan memancing emosi lawan bicaranya.

Ad hominem ini punya titik tiga serang yang mematikan.

1. Ad hominem Abusive. Yaitu menyerang pada titik pribadi lawan bicaranya. Kurang ganteng lah, pendeklah, miskinlah pokoknya segala yang jelek-jelek bakal diserang. Nah apa tidak emosi kalau begini caranya coba?


2. Ad  Hominem Circumstansial. Apapula ini, ya? Ad hominem model begini menyerang lawan bicaranya karena bukan pada situasinya atau tidak dalam lingkungannya. Kalau you bukan seorang guru maka jangan memprotes cara mengajar seorang guru. Artinya tidak boleh lompat pagar.

3. Ad Hominem Wuoque. Kalau yang ini menyerang lawan bicara karena tidak mempraktekan apa yang diomongkannya. Coba memerintahkan orang untuk berinfak tapi dianya pelit bin kedekut.

Aneh-aneh ya bahasanya. Tidak familiar gituh. Yang memang aneh sih, karena istilah-istilah itu memang diambil dari bahasa latin. Bahasa latin itu cikal bakal bahasa rumpun eropa sana.

Nah sekarang kita kembali pada kedua orang itu tadi. apa yang di ucapkan lek khumaedi hingga bikin lek usman uring-uringan sambil keluar ruangan pos ronda. maklum saja diserang dengan jurus Ad hominem ketiga-tiganya bersamaan. Otomatis perbincangan itu berhenti dengan salah satunya keluar ruangan pos ronda. Supaya tingkat kemumetannya tidak bertambah. Maklum serangan telaknya ad hominem telak banget.

"Ah loe jangan ngomongin capres-capres, sekolah SD saja kamu tak lulus. Error' otak loe" bagaimana bila begini ucapannya naik deh suhu tubuh menjadi 40 derajat Celcius.

"Ah loe kan rakyat jelata. Mana tau urusan presiden jangan sok keminter loe"
Qiqiqiqiqi nambah deh suhunya 10 derajat Celcius.

"Ah ngurus rumah tanggamu dan anakmu saja tidak sanggup sok kasih saran buat presiden". Langsung deh lek Usman berdiri, balik kanan keluar ruangan. kerumah. Dan setelah perbincangan lagi mereka berdua tidak ngobrol bareng lagi hingga subuh menjelang bertanda jaga malamnya telah usai. Waktu kutanya.

"Mengapa tidak ngobrol lagi dengan lek khumaedi?"

"Males, bikin emosi saja, kebiasaan dia kalau ngomong pasti begitu." jawabnya.

Kalau itu terjadi bukan tetangga yang kenal cukup lama dan tahu karakter masing-masing bisa jadi adu pukul. Untung saja mereka tetanggaan dan besoknya bakal saling tegur sapa lagi. Kan mereka sudah tahu karakter masing-masing.